Senin, 26 September 2016


MATERI PASUKAN INTI (PASTI) PAGAR NUSA

MANAGEMEN INFORMASI

Pengertian Intelijen
            Sebelum secara detail dan mungkin praktis tulisan ini mengurai tehnik analisa informasi sedikit kami sisipkan perihal inteligen mengingat informasi dalam dunia keamanan tidak bisa dipisahkan dari inteligen atau dunia kecerdasan sebagaimana definisi Cambridgs Dictionary : Government departemen or grup of people who gather and deal with information about other countries or enemies , or the information that is gathered. Yaitu departemen pemerintahan atau kumpulan orang yang mengumpulkan dan menganalisis Informasi tentang musuh.
            Intelijen dalam terminologi Arab semakna dengan Tabayyun yang berarti mencari keterangan secara konperehensif atau klarifikasi (Hujurat 6), atau Tajassus yang bermakna memata-matai yaitu mencari cari kesalahan dan kelemahan (Hujurat 12), Tahassus yang kurang lebih bermakan mencari tahu tentang kabar ( Yusuf 87 ).
            Intelijen dalam bahasa Indonesia merupakan terjemahan langsung dari Intelligence (N) dalam bahasa Inggris yang berarti kemampuan berpikir/analisa manusia. Mudahnya kita lihat saja test IQ (Intelligence Quotient), itulah makna dasar dari Intelijen.
            Intelijen atau Intelligence berarti juga seni mencari, mengumpulkan dan mengolah informasi strategis yang diperlukan sebuah negara tentang negara “musuh”. Dari definisi ini berkembang istilah counterintelligence yang merupakan lawan kata dari intelligence. Hal ini menunjukkan bahwa Intelijen juga merujuk pada organisasi yang melakukan seni pencarian, pengumpulan dan pengolahan informasi tersebut di atas. Dengan definisi ini intelijen juga mencakup orang-orang yang berada di dalam organisasi intelijen termasuk sistem operasi dan analisanya.

Landasan Pelatihan

وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَآخَرِينَ مِنْ دُونِهِمْ لَا تَعْلَمُونَهُمُ اللَّهُ يَعْلَمُهُمْ ۚ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تُظْلَمُونَ
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan)”. (QS. Al-Anfal : 60).

Landasan Terjadinya Peperangan
            Peperangan dan pembunuhan dengan siapapun dalam Islam adalah haram dan larangan yang sangat keras. Izin peperangan hanya diperbolehkan dalam situasi membela diri sebagaimana :
أُذِنَ لِلَّذِينَ يُقَاتَلُونَ بِأَنَّهُمْ ظُلِمُوا وَإِنَّ اللَّهَ عَلَى نَصْرِهِمْ لَقَدِيرٌ
"Telah diijinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya, mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya, Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu." (QS. : Al-Hajji ayat 39)



Landasan Umum Inteligen

فَإِذَا انْسَلَخَ الأشْهُرُ الْحُرُمُ فَاقْتُلُوا الْمُشْرِكِينَ حَيْثُ وَجَدْتُمُوهُمْ وَخُذُوهُمْ وَاحْصُرُوهُمْ وَاقْعُدُوا لَهُمْ كُلَّ مَرْصَدٍ فَإِنْ تَابُوا وَأَقَامُوا الصَّلاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ فَخَلُّوا سَبِيلَهُمْ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
"Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, maka bunuhlah orang-orang musyrikin, di mana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah di tempat pengintaian. Jika mereka bertaubat dan mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan. Sesungguhnya, Allah Maha Pengampun, lagi Maha Penyayang." (QS : At-taubah 5)

يَـأيُّهَاالّذِيْن آمنـُوْا ِاٍنْ جـآءَكمْ فَاسقٌ بـِنَباٍ فتبيّنـُوْا أنْ تُصِبـوْا قوْمًـا بِجَهَالـةٍ فتُصْبِحُـوْا علَى مَا فعَلْتـُمْ نـدميـن
"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik, membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah, kepada suatu kaum, tanpa mengetahui keadaannya, yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu." (QS : Al Hujurat 6)

الحرب خدعة) رواه البخارى ومسلم وغيرها عن جابر بن عبد الله(
"Perang adalah siasat", (Hadits riwayat al-Bukhori, Muslim, dan dari lainya, dari shahabat Jabir bin Abdillah)

Landasan Praktis Inteligen
     Diriwayatkan oleh Aisyah bahwa Nu’aim bin Mas’ud berkata: “Ya Nabiyallah, aku masuk Islam namun kaumku tidak mengetahui keislamanku. Perintahkan kepadaku apa yang engkau inginkan” Rasullullah saw. bersabda: “Engkau sekarang telah menyatu dengan kami, tipulah mereka sebab perang itu adalah muslihat”. Hal ini terjadi ketika perang Khandaq[1]. Perang tersebut merupakan perang yang sangat ditakuti oleh kaum muslimin dengan banyaknya jumlah para musuh yang ingin menyerang mereka dan sedikitnya jumlah kaum muslimin.

خذل عنا ان استطعت فان الحرب خدعة
"Gagalkanlah (mereka) pada kami semampumu, sesungguhnya perang adalah muslihat [2]."

Landasan Kontra Intelijen

إِنَّهُمْ يَكِيدُونَ كَيْدًا وَأَكِيدُ كَيْدًا
"Sesungguhnya orang kafir itu merencanakan tipu-daya yang jahat, dengan sebenar-benarnya." "Dan Akupun membuat rencana (pula), dengan sebenar-benarnya." (QS: Ath-Thariq 15)




Teori Intelijen
            Sejak lama teori intelijen telah dikenal sebagaimana diuraikan dalam buku The Art of War yaitu seni berperang yang disampaikan oleh seorang berkebangsaan China atas nama Sun Tsu, dia terkenal sebagai bapak intelejen sekitar 500 tahun sebelum masehi dengan motto “kenalilah dirimu dan kenalilah lawannmu” sehingga dikenal dengan teori Sun Tsu.
            Teori intelijen adalah teori yang hidup dan berkembang sesuai zamannya dan selalu dikembangkan oleh orang-orang khusus dan berbakat dibidang itu. Meski demikian ilmu ini tetap merupakan ilmu yang bisa dipelajari meski membutuhkan kecerdasan dan bakat khusus untuk mengembangkannya.
            Intelligence as Risk Shifting” pada intinya menyatakan, intelijen yang baik adalah intelijen yang mampu untuk mengurangi tingkat ketidakpastian bagi pembuat kebijakan agar kebijakannya tidak meleset.
            Theory of surprise” pada dasarnya menyatakan, teori surprise atau pendadakan berasal dari konsep Clausewitz terutama terkait dengan strategi dan perang. Disamping itu, teori surprise ini juga terkait dengan struktur konflik dan psikologi pendadakan (psychology of surprise) itu sendiri dalam rangka memitigasi ancaman agar tidak menjadi pendadakan di masa mendatang
            Philip HJ Davies dalam tulisan “Theory and intelligence reconsidered” menegaskan bahwa teori-teori intelijen itu terkait dengan berbagai ilmu lainnya seperti psikologi, teori manajemen, tingkah laku organisasi, etnografi, antropologi, ekonomi, mikro ekonomi dan current issues terkait dengan reformasi intelijen.  Bahkan, menurut Ken Robertson dan Peter Gill, dalam berbagai analisanya CIA juga menggunakan teori etnografi dan antropologi (halaman 193).
            Operasi intelijen tidak boleh terbongkar, untuk itu petugas intelijen dicari dari manusia yang cerdas supaya kreatif mampu mencari pemecahan masalah yang menghadang. Petugas intelijen harus loyal, berintegritas, dan bermental baja. Sisi organisasi juga diantisipasi supaya tidak terbongkar antara lain dengan pola Agent Handler (Komandan), Supporting Agent (principal Agent), Cut Out, Agent, dimana agent tidak mengenal SA (PA) sedangkan Cut Out akan dihilangkan jika terjadi trouble sehingga ada mata rantai yang hilang (terputus). Demikian juga dalam operasinya selalu menggunakan kegiatan rahasia (girah)/klandestin, seorang agen intelijen bisa menggunakan berbagai teknik.
            Oleh karena tugasnya yang berat, menantang dan beresiko tinggi, maka aparat intelijen yang profesional adalah mereka yang cerdas, fleksibel, dan termasuk “orang-orang yang unik”.

Kekuatan Inteligen (Power)
(a)    Kekuasaan keras (hard power) contoh : kekuatan fisik militer, dan pengadilan
(b)   Kekuasaan lunak (soft power) contoh: mempengaruhi dan meyakinkan (the power to persuade),
(c)    Kekuasaan cerdas (smart power) contoh : imbalan keuntungan materi, dan jabatan

Fungsi Umum Inteligen
Tiga fungsi intelijen, yaitu:
(a). Penyelidikan (detection)
Berupa kegiatan pengumpulan keterangan-keterangan, terutama mengenai keadaan dan tindakan apa yang akan dilakukan pihak lawan, yang setelah diolah dan dinilai dinamakan ‘intelijen’.
(b). Pengamanan (security)
Terhadap personil, material dan keterangan (termasuk dokumen), yaitu kegiatan melindungi, mengurangi potensi gangguan dan membatasi ruang gerak dan kesempatan lawan. Pengamanan juga untuk mencegah pihak lawan dapat mengetahui keadaan dan rencana pihak kita. Ada tindakan pengamanan aktif (contra intelligence) dan pengamanan pasif (seperti dengan kamuflase atau penyamaran).
(c) Penggalangan (conditioning)
Ada dua jenis. Pertama, ‘operasi penggalangan keras’ berupa serangan bersenjata, teror, penculikan, sabotase dan subversi. Ada juga ‘operasi penggalangan cerdas’ atau operasi psikologi (Perang Urat Syaraf/PUS), yang sifatnya lebih untuk mempengaruhi dan mengubah persepsi orang/pihak lain sesuai keinginan kita Menurut AMH, pada masa perang melawan teror saat ini, senjata yang paling ampuh adalah dengan penggalangan, yang harus dilakukan dengan cepat, tepat dan senyap[3].

Fungsi Antisipasi Inteligen Taktis
            Empat fungsi utama Operasi Taktis lembaga intelijen , yaitu: mengatisipasi (to anticipate), dengan cara mendeteksi (to detect), lalu mengidentifikasi (to identify), untuk memperingat kan (to forewarn)[4].

Prinsip dan Sifat Inteligen
            Karakteristik inteligen yang baik antara lain haruslah Velox (dari bahasa Latin, artinya ‘kecepatan’) dan Exactus (‘keakuratan’). Artinya intelijen harus mampu secara cepat mendeteksi setiap potensi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan (ATHG), dan mampu bertindak akurat untuk mencegah, mengeliminir atau bahkan menghancurkan ancaman tersebut[5].
            Hal yang perlu diperhatikan seorang agen adalah patuhi setiap perintah sekecil apapun guna menghindari terjadinya kesalahan dan selalu berpedoman pada standard operating procedure (S.O.P.) serta ke depankan zero accident,"

INFORMASI            
            Illustrasi umum untuk memperoleh informasi secara cerdas antara lain dengan memanfaat kan sumber informasi biasa menjadi data inteligen yang akurat sebagaimana contoh berikut :
            Muhammad bin Ishaq menceritakan, Yazid bin Rauman telah memberitahuku dari `Urwah bin az-Zubair, ia bercerita: “Setelah mendekati Badar, Rasulullah saw. mengutus `Ali bin Abi Thalib, Sa’ad bin Abi Waqqash dan az-Zubair bin al-‘Awwam dan beberapa orang sahabatnya. Mereka harus mencari informasi untuk beliau. Lalu mereka menangkap dua orang dari para penyuplai air untuk kaum Quraisy itu, seorang anak dari Bani Sa’id bin al-‘Ash seorang dari Bani al-Hajjaj. Kemudian mereka membawa kedua anak tersebut kepada Rasulullah saw, mereka melihat beliau sedang mengerjakan shalat. Maka para sahabat Rasulullah bertanya kepada kedua anak tersebut: “Milik siapa kalian ini?” Mereka menjawab: “Kami adalah penyuplai air untuk orang-orang Quraisy. Mereka mengutus kami untuk menyuplai air bagi mereka.” Maka orang-orang tidak menyukai berita mereka itu dan mereka berharap agar keduanya mengaku bahwa mereka adalah orang Abu Sufyan sehingga mereka pun memukul kedua anak tersebut. Ketika mereka hendak menjatuhkan keduanya, maka keduanya mengaku: “Benar, kami memang milik Abu Sufyan.”
            Setelah itu, mereka pun meninggalkan keduanya, sedangkan Nabi mengerjakan ruku’ dan mengerjakan sujud dua kali, lalu beliau salam dan selanjutnya bersabda: “Mereka berdua berkata jujur kepada kalian, kalian memukul mereka. Dan jika mereka berbohong kepada kalian, kalian melepaskannya, percaya kepada mereka. Demi Allah, mereka berdua adalah milik orang-orang Quraisy, keduanya telah memberitahuku tentang keadaan orang-orang Quraisy.” Keduanya memberitahukan, bahwa orang-orang Quraisy itu berada balik bukit pasir yang berada di pinggir lembah yang jauh.
            Lebih lanjut, Rasulullah bertanya kepada keduanya: “Berapa jumlah mereka?” “Jumlah mereka sangat banyak,” jawab mereka. “Apa saja persiapan mereka?” tanya beliau selanjutnya. “Kami tidak mengetahuinya,” sahut mereka. Lalu beliau menanyakan: “Berapa banyak mereka setiap hari menyembelih hewan?” “Terkadang satu hari sembilan ekor dan terkadang juga sepuluh ekor per hari,” jawab mereka. Maka Rasulullah saw. bersabda: “Berarti jumlah mereka sekitar sembilan ratus sampai seribu orang.”
            Setelah itu beliau berkata kepada kedua anak tersebut: “Siapa tokoh terhormat di kalangan kaum Quraisy?” Keduanya menjawab: “‘Utbah bin Rabi’ah, Syaibah bin Rabi’ah, Abu al-Bakhtari bin Hisyam, Hakim bin Hizam, an-Naufal bin Khuwailid, al-Harits Ibnu `Amir bin Naufal, Tha’imah bin ‘Adi bin Naufal, Nadhr bin al-Harits, Zam’ah bin al-Aswad, Abu Jahal bin Hisyam, Umayyah bin Khalaf, Nabih dan Munabbih yang keduanya adalah putera al-Hajjaj, Suhail bin ‘Amr dan`Amr bin `Abdi Wudd.”
            Selanjutnya, Rasulullah menemui orang-orang dan mengucapkan salam seraya berujar: “Inilah Makkah yang telah mencampakkan buah hatinya untuk kalian.” (Tafsir Ibnu Katsir Q.S. Al Anfal 42)

Pengertian Informasi
            Informasi dapat berupa bahan keterangan maupun informasi itu sendiri. Bahan keterangan adalah tanda-tanda, gejala-gejala, fakta dan masalah, peristiwa sebagai hasil usaha mempelajari, mengetahui, menghayati, dengan menggunakan panca indra dan alat lainnya tentang sesuatu situasi dan kondisi, sedangkan informasi adalah keterangan yang masih mentah dan memerlukan pengolahan lebih lanjut.
Cara Memperoleh Informasi
            Biasanya informasi diperoleh dengan cara penyelidikan. Penyelidikan adalah segala usaha pekerjaan dan kegiatan yang dilaksanakan secara berencana dan terarah untuk mencari, mengumpul kan, mengolah dan menafsirkan bahan keterangan yang di butuhkan
            Pada pelaksanaannya bisa bersifat terbuka atau tertutup. Contoh penyelidikan terbuka seperti Penelitian (riset),Wawancara, Interogasi. Sedangkan penyelidikan yang tertutup seperti Pengamatan, Ellicting (wawancara tersamar), Penjejakan (surveilance), Penyusupan, penyadapan, penyurupan dll.
            Surveillance adalah proses mengamati perilaku orang, objek atau proses dalam sistem dengan mengharapkan ditemukannya kejadian tertentu pada sistem untuk tujuan keamanan atau kontrol sosial. Dari asal bahasa Perancis-nya, surveillance berarti mengamati. Jenis surveilance dari yang tradisional sampai ke  yang modern antara lain adalah sbb. :
1.      menguping percakapan pribadi (eavesdrop)
2.      penyadapan telepon
3.      mikrofon yang diarahkan
4.      miniatur pemancar radio dan mikrofon, sering disebut penyadap (covert listening device)
5.      kamera mini
6.      CCTV
7.      tracking GPS
8.      mobil jebakan, yaitu mobil umpan bagi pencuri yang telah dilengkapi dengan berbagai peralatan untuk mengetahui lokasi dan identitas pencuri
9.      tag elektronik, berupa penyadap yang dipasang pada manusia
10.  satelit mata-mata.
11.  Bug (spyware)
12.  Komputer
13.  Smart phone dll.

JENIS JENIS TEHNIK ANALISA INFORMASI

SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities,  Threats)
            Tehnik ini adalah tehnik paling umum dalam dunia analisa.  Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam Kegiatan suatu organisasi.

AHP (The Analytic Hierarchy Process)
            Merupakan tehnik analisa dengan titik berat ketelitian urutan proses kejadian yang selalu mengikuti pola-pola tertentu meski terkadang juga besifat acak. Disini dapat pula ditemukan sisi filosofis bahwa tidak ada manusia yang sempurna yang scara detail pula berarti tidak ada kejahatan yang sempurna (X file). Contoh Quran Surat Yusuf
            Pendekatan AHP (Analytical Hirarchy Process) sebagaimana dikembangkan Thomas Saaty di University of Pittsburgh pada dekade 80-an adalah contoh bagaimana persoalan kualitatif dapat ditransformasikan dan dipecahkan secara kuantitatif[6].

SOSTAC (Situation, Objektives, Strategy, Tactic, Action, Control)
            Managemen informasi yang lebih spesifik untuk keperluan keamanan biasanya menggunakan istilah yang lebih tehnis yaitu.
Situasi             : adalah kondisi lapangan pada sebelum sedang dan sesudah kegiatan dalam                         bentuk predisional maupun riil.
Obyektives      : adalah tujuan dan obyek yang menjadi tujuan dri sebuah tindakan.
Strategy           : merupakan opsi opersai yang disiapkan dalam bentuk design                                                lengkap beserta antisipasinya.
Taktic             : adalah bentuk praktik opersional dilapangan yang melibatkan personil dan                          perlengkapannya secara tepat berdasar situasi yang ada.
Action                         : adalah realisasi operasi dalam tindakan nyata.
                          Dalam intelijen, operasi selalu pegang prinsip RAE. Yakni, reguler,                                     alternatif, emergency. Reguler adalah rencana awal seperti biasa, alternatif                adalah skenario cadangan jika rencana awal terdeteksi. Sedang emergency                      adalah the worst scenario atau skenario terakhir jika hal paling buruk                              terjadi.
Control            : dapat berupa hasil operasi sesuail evaluasi sekaligus pengendalian dan                                 penguasaan situasi yang telah dicapai atau bahkan ditingkatkan.

LAMP (The Lockwood Analytical Method for Prediction)
               The Lockwood Metode Analisa Prediksi (LAMP) adalah teknik yang sistematis untuk memprediksi jangka pendek, perilaku unik. Menggunakan data empiris terutama kualitatif, LAMP memungkinkan analis untuk memprediksi hasil yang paling mungkin untuk pertanyaan penelitian yang spesifik di berbagai masalah intelijen.
            Pendekatan LAMP antara lain terdeiri dari model-model pendekatan analisa psikologis tentang bagaimana manusia menyikapi sebuah fenomena yang menjadi perhatian studi intelijen.
               LAMP menawarkan metode inovatif dan powerful untuk memenej semua informasi yang tersedia berdasarkan persepsi pelaku, menggunakannya untuk membuat prediksi yang relevan dan  alternatif yang paling mungkin untuk yang masa depan terjadi pada waktu  tertentu.
               Struktur transparan memungkinkan orang untuk melihat bagaimana seorang analis mendapat dari titik A ke titik B untuk menghasilkan perkiraan intelijen. LAMP berbeda dari teknik analisis lain dalam hal ini didasarkan pada penentuan probabilitas relatif dari berbagai tingkatan alternatif, daripada mencoba untuk menentukan terjadinya probabilitas kuantitatif.

Analisa Elementer
            Analisa elementer antara lain analisa hubungan (link analysis), analisa kecenderungan (trend analysis), analisa bentuk atau pola (pattern analysis), analisis antisipasi (anticipatory analysis),  analisis teknis (technical analysis), analisis anomali (anomaly analysis), analisis budaya (cultural analysis) dan analisis semiotika (semiotics analysis). Sebelum melakukan analisis, maka analis intelijen perlu melakukan decomposition (penguraian) atau memilah informasi mana yang dapat dianalisa dan informasi mana yang tidak dapat dianalisa[7], karena “tidak semua informasi adalah intelijen, walaupun intelijen itu adalah informasi”.

Covering (Penyamaran)
            Prinsip dasar dalam menentukan cover yang akan digunakan oleh seorang petugas intelijen adalah sebagai berikut :
1.    Cover sebaiknya sesuatu yang benar-benar dijalani sehari-hari, misal seorang petugas intelijen mempunyai kerjaan sambilan sebagai dosen, maka gunakan cover tersebut. Keuntungan menggunakan cover yang sudah sehari-hari dijalani adalah hal ini mudah dilakukan dan sudah dikenal oleh banyak orang, secara otomatis akan ada pembenaran dari banyak pihak bahwa cover tersebut memang benar.
2.    Cover harus konsisten, sebaiknya pada saat bertugas maupun tidak bertugas selalu konsisten menggunakan cover yang sama. Jika cover petugas intelijen berubah-ubah maka akan menimbulkan kecurigaan bagi pihak oposisi. Contohnya jika kita melihat sesorang hari ini menjadi dosen, hari berikutnya menjadi tukang becak, tentu kita akan curiga dan justru akan mengusut sebenarnya siapa dan mau apa orang tersebut.
3.    Cover harus dilengkapi dengan dokumen jika memang cover tersebut formal, misal cover menjadi wartawan tentu saja harus dilengkapi dengan kartu pers dan bukti tulisan yang sudah pernah dimuat di media. Cover sebagai buruh tentu saja harus dilengkapi dengan kartu anggota serikat buruh.
4.    Hindari cover tidak hanya status tetapi juga aksi (cover action). Jika petugas intelijen menggunakan cover sebagai guru tentu saja harus mengajar. Cover sebagai tukang becak harus mengayuh becak, jangan pernah terjadi jika petugas intelijen menggunakan cover tukang becak tetapi saat ada penumpang mau menggunakan jasanya tidak mau, ini akan menimbulkan kecurigaan pihak oposisi.
5.    Hindari cover tidak sesuai dengan penampilan, misal cover sebagai pengusaha atau orang kantoran tetapi penampilan kumuh. Cover sebagai seorang buruh tetapi dandanan necis.
6.    Hindari Perilaku yang tidak sesuai dengan cover, misal cover sebagai alim ulama tetapi nongkrong di lokalisasi.
7.    Hidari cover formal tanpa dokumen dan aksi, misal cover sebagai wartawan tetapi tidak mempunyai kartu pers dan tidak ada bukti karya di media.

Penyusupan (Deception and Penetrasion)
           Untuk uraian penyusupan kiranya cukup dengan gambaran dua peristiwa spionase dimasa Perang Khandaq (Ahzab).

1.      Menghancurkan Musuh dari Dalam.
            Adalah Nu’aim bin Mas’ud Al Asyja’i, seorang lelaki dari Bani Ghathafan, datang kepada Rasulullah Saw dan menyatakan diri telah masuk Islam. Ia kemudian menawarkan diri kepada Rasulullah untuk melaksanakan segala bentuk perintah yang diinginkan oleh beliau. Nu’aim berkata, “Wahai Rasulullah, aku telah masuk Islam dan kaumku tidak mengetahui keIslamanku . Oleh karena itu , suruhlah aku apa saja yang engkau inginkan.” Beliau lalu memberinya tugas untuk memecah kekuatan musuh . Kepadanya, Rasulullah Saw bersabda,“ Engkau salah seorang dari kami . Oleh karena itu, pecahkan persatuan mereka jika engkau mampu , karena perang adalah tipu daya”. Berbekal kemampuan dan kecerdasan (inteligensi) yang dimiliknya, Nu’aim bergegas melaksanakan tugas mulia itu .        Pertama, Nu’aim mendatangi orang-orang Bani Quraidhah (di masa jahiliyah, Nu’aim adalah teman Bani Quraidhah). Dia berkata, ”Sesungguhnya orang-orang Qurays dan Ghatafan tidak seperti kalian, negeri ini negeri kalian, di dalamnya ada harta benda kalian, anak-anak kalian dan istri-istri kalian, kalian tidak dapat memindahkannya ke tempat lain. Sesungguhnya, orang-orang Qurays dan Ghathafan datang untuk memerangi Muhammad dan para sahabatnya . Anehnya kalian mendukung mereka, padahal negeri, kekayaan dan wanita-wanita mereka bukan di negeri kalian. Jadi mereka tidak seperti kalian. Jika mereka mendapatkan kesempatan, mereka pasti mengambilnya. Jika mereka tidak mendapatkannya, mereka pulang ke negeri mereka dan meninggalkan kalian berhadapan dengan Muhammad di negeri kalian dan kalian tidak mempunyai kekuatan jika ia menyerang kalian. Oleh karena itu, janganlah kalian memerangi Muhammad bersama kaum tersebut hingga kalian mengambil gadai dari tokoh- tokoh mereka untuk menjadi jaminan di tangan kalian sehingga dengan demikian kalian dapat memerangi Muhammad dengan mereka hingga kalian berhasil mengalahkannya. Lantas orang-orang Bani Quraidhah berkata, “ Engkau telah memberikan pertimbangan yang baik”.
            Setelah itu, Nu’aim pergi mendatangi pemimpin-pemimpin Quraisy. Kepada mereka, Nu’aim manyampaikan ‘ nasihat ’ dan meminta agar ia dirahasiakan. Kaum Qurays pun menyetujuinya. Ia lantas memberitahukan bahwa Bani Quraidhah telah menyesal atas apa yang mereka lakukan dan secara sembunyi-sembunyi telah melakukan kesepakatan bersama Rasulullah Saw untuk mengambil beberapa pemimpin Quraisy dan Ghathafan untuk diserahkan kepada Nabi Muhammad Saw agar dibunuhnya. Nu’aim kemudian menasehati kaum Qurays , “ Jadi, jika orang-orang Yahudi datang kepada kalian untuk meminta gadai dari tokoh- tokoh kalian, jangan serahkan seorang pun dari kalian kepada mereka”.
            Terakhir, Nu’aim pergi mendatangi orang-orang Bani Ghathafan. Kepada mereka ia mengemukakan apa yang dikemukakannya kepada orang-orang Quraisy dan mengingatkan mereka seperti yang ia ingatkan kepada orang-orang Qurays. Ia juga meminta agar dirahasiakan dan Bani Ghathafan menyanggupinya .
            Delegasi Qurays dan Ghathafan kemudian datang kepada Yahudi Bani Quraidhah untuk mengajak berperang . Kemudian, orang-orang Yahudi mengirimkan delegasi balasan kepada kaum Qurays dan Ghatafan untuk meminta gadai (jaminan ) tokoh-tokoh mereka supaya tokoh-tokoh tersebut tinggal bersama kaum Yahudi hingga mereka berhasil mengalahkan Muhammad. Atas permintaan itu, Qurays dan Ghathafan membalas mengirim delegasi kepada Yahudi Quraidhah dengan membawa pesan mereka tidak akan menyerahkan seorangpun dari tokoh mereka kepada Bani Quraidhah.
            Ketiga kubu itu saling membenarkan apa yang dikatakan oleh Nu’aim bin Mas’ud . Akhirnya terjadi salah paham diantara mereka dan saling tidak mempercayai sehingga masing-masing dari mereka menuduh terhadap yang lainnya ebagai pengkhianat . Persekutuan di antara orang-orang kafir itu pun gagal total. Allah Swt kemudian menggagal kan rencana mereka dengan mengirimkan angin di malam-malam yang sangat dingin , menjungkirbalikkan periuk-periuk mereka dan memporak-porandakan kemah mereka. Subhanallah. Demikianlah, operasi intelijen yang ditugaskan Rasulullah Saw kepada ‘agen’, Nu’aim bin Mas’ud, mendapatkan keberhasilan. Misi selesai secara sempurna. Inilah contoh operasi intelijen yang benar , yang diarahkan untuk mengorek informasi dari musuh (luar negeri ) dan menghancurkan kekuatan mereka.

2.      Tetap Melindungi Cover dan Taat Perintah
            Ketika Rasulullah SAW mendengar konflik yang terjadi di pasukan sekutu dan bagaimana Allah memecah belah persatuan mereka, beliau memanggil Hudzaifah bin Al-Yaman kemudian mengutusnya pergi kepada mereka untuk menyelidiki apa yang dikerjakan mereka di malam hari .”Beliau bersabda kepadanya , “Wahai Hudzaifah, pergilah, lalu menyusuplah ke tengah-tengah mereka, selanjutnya perhatikan apa yang mereka kerjakan . Dan kamu jangan melakukan sesuatu apapun sampai kamu kembali kepada kami!”
            Hudzaifah berkata , “Aku pergi, lalu menyusup ke tengah-tengah mereka. Angin dan tentara Allah telah menghajar mereka. Kuali, api, dan tenda yang mereka miliki sudah tidak tersisa lagi . Abu Sufyan berdiri lalu berkata : “ Wahai orang-orang Quraisy, lihatlah orang yang menjadi teman duduknya?” Hudzaifah berkata, “Lalu aku mengambil tangan orang yang ada di sampingku. Aku bertanya, ‘Siapa kamu ?’ Dia berkata, ‘Fulan bin Fulan.” Kemudian Abu Sufyan berkata: “Wahai orang-orang Quraisy, demi Allah , sebelum besok pagi kalian harus sudah ada di negeri kalian sendiri, (sebab) kuda dan unta telah lenyap semua , Bani Quraidhah telah mengecewakan kami, telah sampai kepada kami siapa yang memperdayainya, kami telah berhadapan dengan kekuatan angin seperti yang kalian lihat sendiri , kami sudah tidak memiliki kuali , tidak dapat menyalakan api, dan tidak memiliki tenda untuk didiami, pergilah, aku juga akan pergi . ” Kemudian dia mendekati untanya yang sedang diikat, lau duduk di atasnya , dia memukul untanya, dan untanya baru mau melangkah setelah dipukul tiga kali . Demi Allah , dia tidak melepaskan ikatan untanya, kecuali dia dalam keadaan berdiri.
            Kalau saja tidak ada wasiat Rasulullah Saw kepadaku : “Kamu jangan melakukan sesuatu apapun sampai kamu kembali kepadaku. ” Aku ingin membunuhnya dengan anak panah. ” Kemudian Hudzaifah melanjutkan: “Aku kembali kepada Rasulullah, beliau sedang berdiri menjalankan shalat di atas Mirthi (pakaian yang terbuat dari bulu domba / wol , linen , atau yang sejenis keduanya) milik sebagian istrinya. Ketika beliau melihat aku , beliau mempersilakan aku masuk, beliau memakaikan ujung Mirthi kepadaku, kemudian beliau ruku’ dan sujud, sedang aku benar-benar ada di dekatnya. Ketika beliau telah salam , aku sampaikan informasi yang aku peroleh kepadanya. Aku mendengar bahwa orang-orang Ghathafan melakukan seperti yang dilakukan orang-orang Quraisy, mereka juga kembali ke negeri mereka.
            Ketika pagi tiba, Rasulullah Saw meninggalkan parit (Khandaq) kembali ke Madinah, kaum muslimin yang bersamanya juga kembali, dan merekapun meletakkan senjata.”
            Hudzaifah juga memegang daftar nama-nama orang munafik dan tidak dicatat melainkan hanya dihafal dan selalu hanya diinformasikan kepada Nabi SAW saja. Bahkan sampai Nabi SAW meninggal dan Umar RA menjadi khalifah dan memaksa menyerahkan nama nama itu dia tidak memberikannya.

PENGAMANAN

Pengertian
            Aman adalah suatu situasi dan kondisi dimana tidak ada ancaman dan atau gangguan terhadap keamanan dan keselamatan negara dan bangsa serta keamanan dan keselamatan jiwa , raga dan hartabenda.
            Sedangkan salah satu derivasi dari keamanan yaitu pengamanan adalah semua usaha, pekerjaan, kegiatan dan tindakan dalam mencegah, menangkal dan penanggulangan serta penegakanhukum terhadap setiap adanya ancaman dan gangguan keamanan.
Tujuan Pengamanan :
            Mewujudkan keamanan fisik dan psikis dengan memberi perlindungan dan penye lamatan terhadap kegiatan / lokasi kegiatan sasaran pengamanan dari segala bentuk ancaman dan gangguan. Sasaran tersebut antara lain bisa berupa :
            1. pribadi fisik vvip / vip termasuk keluarganya
            2. kegiatan yang dilakukannya
            3. rumah tinggal / penginapan
            4. tempat kerja / kantor
            5. sarana transprtasi yang di gunakan
            6. route yang dilalui vvip/vip
            7. dll.
Sedangkan bentuk ancaman dan gangguan antara lain berbentuk :
            1. intimidasi , hasutan dan penghinaan
            2. pembunuhan
            3. penganiayaan
            4. penculikan
            5. unjuk rasa
            6. penghadangan , sabotase
            7. Teror
            8. dll.

Pembagian Sektor Pengamanan
            Pengamanan biasanya dibagi atau tersiri dari tiga ring, yang masing masing memiliki tingkat berbeda. Ring tiga adalah kawasan di sekitar kompleks tempat diselenggarakannya sebuah acara, misalnya : jalan-jalan dan kompleks perkampungan. Ring dua meliputi kompleks tempat penyelenggaraan itu sendiri. Sedangak yang paling utama adalah ring satu Yaitu lokasi utama penyelenggaraan acara.



[1] Ibnu Hamzzah Al-Husaini Al-Hanafi Ad-Damsyiqi, Asbabul Wurud, pent. Suwarta & Zafrullah (Jakarta: Kalam Mulia, 2006), 311. Ibnu Abu Syaibah meriwayatkan dengan panjang dalam “Al-Mushannaf” dan Ibnu Jarir di dalam “Tahdzibul Atsar”.
[2] Ibid.
[3] Hendropriono
[4] Mantan Kepala BAKIN, ZA Maulani alm
[5] AMH Hendropriono
[6] As’ad Sa’id Ali
[7] Intelligence Analysis : How to think in complex environments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar